Kuda (Equus caballus atau Equus
jerus Caballus) telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki
banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piaraan, hewan olah raga
ataupun sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena kuda adalah
hewan yang mudah diatur, dikendalikan, dan ramah terhadap mahluk sekitarnya
termasuk manusia. Kuda termasuk kedalam golongan ternak herbivora nonruminansia
grup colon fermentor. Usus besar adalah tempat untuk mikroba melakukan
fermentasi. Pakan yang tahan dari penghancuran di usus kecil, terutama serat,
masuk ke usus besar untuk difermentasi oleh mikroba. Prosesnya hampir sama
seperti di rumen pada ternak ruminansia.
Bahan pakan alami kuda adalah
rumput, dalam hal ini dapat dipenuhi dari grazing. Kuda juga perlu hay dan
grain yang berkualotas tinggi karena pakan yang busuk/rusak dan berjamur dapat
berakibat fatal pada kuda. Kebutuhan pakan juga bersifat spesifik, tergantung
dari pemanfaatan kuda yang bersangkutan. Manajemen pakan kuda berbeda dengan
manajemen ternak domestik yang lain. Hal utama yang menyebabkan hal tersebut
adalah karena perbedaan anatomi dan fisiologi saluran pencernaan, pencernaan kuda
termasuk kedalam pencernaan monogastrik (lambung tunggal). Selain kuda
merupakan hewan yang dapat mencerna dan mengfermentasi sisa pakan pada saluran
pencernaan bagian belakangnya (sekum).
Menejemen
infertilitas pada peternakan kuda sangatlah penting untuk mencegah terjadinya
kasus infertil dan untuk meningkatkan keuntungan dalam beternak kuda. Hal- hal
yang sangat penting dalam menejemen infertilitas pada kuda antara lain :
Pemberian pakan yang berkualitas baik dan cukup, lingkungan serasi yang
mendukung perkembangan kuda, tidak menderita penyakit khususnya penyakit
menular kelamin, tidak menderita kelainan anatomi alat kelamin yang bersifat
menurun, baik sifat yang berasal dari induknya maupun berasal dari pejantannya,
tidak menderita gangguan keseimbangan hormon khususnya hormone
reproduksi,sehingga cukup kadarnya di dalam darah, sanitasi kandang yang
baik,Pemeriksaan alat reproduksi yang rutin untuk mencegah infertilitas,
penilaian terhadap prestasi reproduksi induk, deteksi birahi kurang baik,
penentuan waktu yang tepat untuk dikawinkan, dan Pengelolaan terhadap uterus
pasca melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar