Kamis, 20 April 2017

Pengaturan Pakan pada Kuda Laktsi

Kuda (Equus caballus atau Equus jerus Caballus) telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piaraan, hewan olah raga ataupun sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena kuda adalah hewan yang mudah diatur, dikendalikan, dan ramah terhadap mahluk sekitarnya termasuk manusia. Kuda termasuk kedalam golongan ternak herbivora nonruminansia grup colon fermentor. Usus besar adalah tempat untuk mikroba melakukan fermentasi. Pakan yang tahan dari penghancuran di usus kecil, terutama serat, masuk ke usus besar untuk difermentasi oleh mikroba. Prosesnya hampir sama seperti di rumen pada ternak ruminansia.

Bahan pakan alami kuda adalah rumput, dalam hal ini dapat dipenuhi dari grazing. Kuda juga perlu hay dan grain yang berkualotas tinggi karena pakan yang busuk/rusak dan berjamur dapat berakibat fatal pada kuda. Kebutuhan pakan juga bersifat spesifik, tergantung dari pemanfaatan kuda yang bersangkutan. Manajemen pakan kuda berbeda dengan manajemen ternak domestik yang lain. Hal utama yang menyebabkan hal tersebut adalah karena perbedaan anatomi dan fisiologi saluran pencernaan, pencernaan kuda termasuk kedalam pencernaan monogastrik (lambung tunggal). Selain kuda merupakan hewan yang dapat mencerna dan mengfermentasi sisa pakan pada saluran pencernaan bagian belakangnya (sekum).
Menejemen infertilitas pada peternakan kuda sangatlah penting untuk mencegah terjadinya kasus infertil dan untuk meningkatkan keuntungan dalam beternak kuda. Hal- hal yang sangat penting dalam menejemen infertilitas pada kuda antara lain : Pemberian pakan yang berkualitas baik dan cukup, lingkungan serasi yang mendukung perkembangan kuda, tidak menderita penyakit khususnya penyakit menular kelamin, tidak menderita kelainan anatomi alat kelamin yang bersifat menurun, baik sifat yang berasal dari induknya maupun berasal dari pejantannya, tidak menderita gangguan keseimbangan hormon khususnya hormone reproduksi,sehingga cukup kadarnya di dalam darah, sanitasi kandang yang baik,Pemeriksaan alat reproduksi yang rutin untuk mencegah infertilitas, penilaian terhadap prestasi reproduksi induk, deteksi birahi kurang baik, penentuan waktu yang tepat untuk dikawinkan, dan Pengelolaan terhadap uterus pasca melahirkan.­ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar